A. TEORI TERBENTUKNYA ALAM SEMESTA
Manusia berusaha memahami alam semesta ini
dari zaman dahulu bahkan sampai sekarang. Pada jaman kejayaan Yunani, orang
percaya bahwa Bumi merupakan pusat dari alam semesta ini (Geosentrisme). Namun,
berkat pengamatan dan pemikiran yang lebih tajam, pandangan itu berubah sejak
Zaman abad pertengahan yang dipelopori oleh Copernicus menjadi Heliosentrik,
yaitu matahari menjadi pusat beredarnya bumi dan planet-planet lain.
Pengertian alam semesta itu sendiri mencakup
tentang Mikrokosmos dan Makrokosmos. Mikrokosmos ialah benda-benda yang
mempunyai ukuran yang sangat kecil, misalnya atom, elektron, sel, amoeba, dan
sebagainya.Sedangkan makrokosmos ialah benda-benda yang mempunyai ukuran yang
sangat besar, misalnya bintang, planet ataupun galaksi. Dengan diperolehnya
berbagai pesan dan beraneka ragam cahaya dari benda-benda langit yang sampai di
bumi.
Teori-teori
tersebut ialah sebagai berikut:
1. Teori Keadaan Tetap
(Steady–state Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Fred Hoyle, herman
bondi, thomas Gold (1948). Teori ini berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang
menyatakan bahwa alam semesta, dimana pun dan bilamanapun selalu sama.
Berdasarkan prinsip tersebutlah alam semesta terjadi pada suatu saat tertentu
dimasa yang telah lalu sampai sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini
selalu tetap sama walaupun galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama
lain. Teori ini ditunjang oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah
yang sebanding dengan galaksi lama.Dengan kata lain bahwa tiap-tiap galaksi
yang terbentuk, tumbuh, menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini
beranggapan bahwa alam semesta itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga
tuanya (Tanpa awal dan tanpa akhir).
2. Teori Ledakan Besar (Big Bang
Theory)
Teori ledakan ini bertolak dari asumsi adanya
suatu massa yang sangat besar dan mempunyai berat jenis yang juga sangat besar.
Kemudian massa tersebut meledak dengan hebat karena adanya reaksi inti (George
Lemaitre, 1930). Massa itu kemudian berserak mengembang dengan sangat cepatnya
menjauhi pusat ledakan. Setelah berjuta-juta tahun, massa yang berserak itu
membentuk kelompok-kelompok galaksi yang ada sekarang. Mereka harus bergerak
menjauhi titik pusatnya. Teori ini didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa
galaksi-galaksi itu memang bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Selain itu,
teori ini didukung oleh pakar astronomi Arno Penzias dan Robert Wilson yang
menemukan radiasi gelombang mikro.
B. TEORI TERBENTUKNYA GALAKSI DAN
TATA SURYA
1. Galaksi
Ada satu Hipotesis (dugaan sementara yang
harus teruji kebenarannya sehingga ia menjadi teori), yaitu hipotesis Fowler
(1957), menurutnya 12 ribu tahun yang lalu, galaksi kita tidak seperti keadaan
seperti sekarang ini, ia masih berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang
berada di ruang angkasayang bergerak perlahan melakukan rotasi sehingga
keseluruhannya berbentuk bulat, karena gaya beratnya maka ia mengadakan
kontraksi dan kondensasi sambil terus berputar pada sumbunya. Saat kontraksi
massa bagian luar banyak yang tertinggal. Bagian yang berkisar (berputar)
lambat dan mempunyai berat jenis yang besar akan membentuk bintang-bintang.
Dengan cara yang sama bagian luar yang tertinggal juga mengadakan kondensasi
sehingga terbentuklah planet. Demikian juga planet membentuk satelit bulan.
Galaksi, tempat matahari kita berinduk diberi nama Milky Way atau Bima Sakti.
Macam-Macam
Galaksi
Dari
hasil pengamatan selanjutnya, ternyata di alam semesta terdapat beribu-ribu
galaksi dengan berbagai bentuk dan ukuran yakni :
a.
Galaksi Elips
Galaksi
Elips merupakan galaksi yang sudah tua, terbentuk dari bintang-bintang yang
sudah tua, lebih redup dibandingkan tipe spiral dengan banyak bintang merah
besar, pambentukan bintang baru sudah berhenti.
b.
Galaksi Spiral
Galaksi
Spiral berbentuk spiral amat besar dengan inti di tengah (nukleus)dan lengan
spiral dan cakram (disk). Pada lengan ini terkonsentrasi debu dan gas (nebulae)
dimana terdapat pembentukan bintang aktif, bila dilihat dari samping, galaksi
ini tampak seperti elips berlengan dan dikelilingi atmosfer bercahaya, serta
terdapat lingkaran-lingkaran kumpulan beribu-ribu bintang yang disebut Globular
Cluster. Jumlah galaksi ini kurang lebih 80% dari galaksi yang ada. Salah satu
contoh galaksi spiral adalah galaksi Canes Venatici.
c.
Galaksi Tak Beraturan
Galaksi
Tak Beraturan terdiri dari bermiliar-miliar bintang muda berwarna putih
kebiruan dan bintang raksasa biru yang sangat panas. Diantara bintang-bintang
tersebut bertebaran gas dan debu luar angkasa. Banyaknya galaksi berbentuk tak
beraturan ialah 3%.
2. Tata Surya
Terdiri
dari benda-benda seperti meteor-meteor, planet, satelit, komet-komet, debu dan
gas antar planet yang beredar mengelilingi matahari sebagai pusatnya. Banyak
teori yang dikemukakan tentang terbentuknya tata surya namun dari beberapa
teori tersebut belum ada satu pun yang diterima oleh semua pihak, teori-teori
tersebut diantaranya :
a. Hipotesis Nebular
Dikemukakan
oleh Kant dan Laplace (1796) yang meyakini terbentuknya tata surya merupakan
kondensasi awan panas atau kabut gas yang sangat panas, yang sebagian terpisah
dan merupakan cicin yang mengelilingi pusat. Pusatnya itu menjadi sebuah
bintang atau matahari. Bagian yang mengelilingi pusat tersebut berkondensasi
membentuk suatu formula yang serupa dengan terbentuknya matahari tadi, setelah
mendingin, benda-benda ini akan menjadi planet-planet seperti bumi dengan
benda-benda yang mengelilinginya.
b. Hipotesis planettesimal
Dikemukakan
oleh Chamberlain dan Moulton. Hipotesis ini bertitik tolak dari pemikiran yang
sama dengan teori Nebular yang menyatakan bahwa system tata surya terbentuk
dari kabut gas yang sangat besar, berkondensasi, perbedaannya ialah terletak
pada asumsi bahwa terbentuknya planet-planet itu tidak harus dari satu badan,
tetapi diasumsikan adanya bintang besar lain yang kebetulan sedang lewat di
dekat bintang yang merupakan bagian dari tata surya kita. Kabut gas dari
bintang lain itu sebagian terpengaruh oleh daya tarik matahari kita dan setelah
mendingin terbentuklah benda-benda yang disebut Planettesemal. Planettesemal
merupakan benda-benda kecil yang padat. Teori ini merupakan jawaban dari
pertanyaan mengapa ada satelit-satelit pada Jupiter maupun saturnus yang
orbitnya berlawanan rotasi planet itu.
c. Teori Tidal atau teori pasang
surut
Dikemukakan
oleh James dan Harold Jeffreys (1919). Menurutnya planet merupakan pecikan dari
matahari yang disebut Tidal. Tidal yang besar akan menjadi planet baru
disebabkan karena bergerak mendekatnya dua matahari, hal ini jarang sekali
terjadi. Seperti dalam teori diatas bahwa dua bintang yang saling mendekat akan
membentuk planet yang baru.
d. Teori Bintang Kembar
Berpendapat
bahwa dulu matahari adalah sepasang bintang kembar. Oleh suatu sebab salah satu
bintang meledak akibat gaya tarik gravitasi, bintang yang satunya sekarang
menjadi matahari, pecahannya tetap beredar mengelilinginya.
e. Teori Creatio Continua
Dikemukakan
Fred Hoyle, Bondi dan Gold. Berpendapat bahwa saat diciptakan alam semesta ini
tidak ada, alam semesta ada dan selamanya tetap ada setelah diciptakan. Setiap
saat ada partikel yang dilahirkan dan ada yang lenyap, yang kemudian mengembun
menjadi kabut, bintang dan jasad alam semesta, karena partikel yang lebih besar
daripada partikel yang lenyap, maka jumlah materi makin bertambah dan
mengakibatkan pemuaian alam semesta. Penegmbangan tersebut mencapai titik batas
10 milyar tahun, dalam kurun waktu tersebut akan menghasilkan kabut-kabut baru.
Teori ini berpendapat bahwa 90 % materi alam semesta ialah hedrogen yang akhirnya
membentuk helium dan zat-zat lainnya.
f. Teori G.P. Kuiper (1950)
Teori
ini didasari keadaan yang ditemui di luar tata surya yang mengandaikan matahari
serta semua planet berasal dari gas purba di ruang angkasa, proses terlahirnya
bintang dikarenakan banyaknya kabut gas, yang lambat laun memampatkan diri
menjadi massa yang semakin lama semakin padat dikarenakan gaya gravitasi
molekul tersebut. Satu atau dua materi memadat di tengah dan gumpalan kecil
melesat di sekeitarnya. Gumpalan tengah menjadi matahari dan gumpalan kecil
menjadi bakal planet. Matahari yang sudah menjadi padat menyala dengan adanya
api nuklir dan kemudian mendorong gas yang masih membungkus planet menjadi
sirna sehingga tampak telanjang.
Susunan Tata Surya
Tata Surya berarti adanya suatu organisasi
yang teratur dengan matahari sebagai induk. Pada zaman yunani kuno, orang-orang
yunani mengenal lima planet yang dilakukan dengan pengamatan secara kasar,
planet tersebut ialah Merkurius, Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus dengan bumi
sebagai pusatnya, namun pada abad ke-16 Nicolas Copernicus (ilmuwan Polandia)
berhasil mengubah pandangan salah yang dianut selama berabad-abd tersebut,
menurutnya bumi ialah planet sama halnya seperti planet lain, bumi beredar
mengelilingi matahari sebagai pusatnya (heliosentris), pandangan tersebut
didasari perhitungan yang sistematis yakni berkat bantuan teropong sebagai alat
pengamat dan dengan berkembangnya matematika dan fisika sebagai sarana
penunjang sehingga dapat mengamati planet-planet lainnya termasuk planet Pluto
sebagai planet terjauh.
Planet-planet dapat dikelompokan menjadi dua,
yakni planet dalam dan planet luar. Planet dalam yakni planet yang dekat dengan
matahari, yakni : merkurius, venus, bumi dan mars. Planet Luar yakni terdiri
dari Jupiter, Saturnus, Uranus, neptunus dan Pluto. Planet dalam umumnya lebih
kecil dari Planet luar, namun mempunyai massa jenis yang lebih besar.
Peredaran planet mengelilingi matahri disebut
gerak revolusi. Disamping itu planet-planet beredar mengelilingi sumbunya
disebut gerak rotasi yang menyebabkan timbulnya peredaran siang dan malam.
Gerak revolusi dan gerak rotasi searah jarum jam yakni dari timur ke barat.
Waktu untuk satu putaran revolusi disebut kala revolusi yakni 365 ¼ hari dan
waktu satu putaran rotasi disebut kala rotasi yakni 24 jam.
Bagian-Bagian
Tata Surya
Tata surya terdiri dari matahari sebagai
pusat dan benda-benda lain seperti planet , satelit, meteor, komet, debu dan
gas antarplanet beredar mengelilinginya. Keseluruhan sistem ini bergerak
mengelilingi pusat galaksi. Planet merupakan suatu benda yang dingin, sinarnya
yang tampak kemilau dari bumi itu, tidak lain ialah cahaya matahari yang
dipantulkan. Jadi, tidak ubahnya seperti bulan purnama. Sebelum kita mengenal
masing-maisng planet tersebut secara lebih mendalam, sebaiknya kita bicarakan
lebih dahulu tentang matahari sebagai pusat tata surya.
Matahari
Matahari juga merupakan tata surya yang
paling besar karena 98% massa tata surya terkumpul pada matahari. Di samping
sebagai pusat peredaran, matahari juga merupakan sumber-sumber tenaga di
lingkungan tata surya.
1.
Planet Merkurius
Planet merkurius merupakan planet terkecil
dan terdekat dengan matahari. Merkurius tidak mempunyai satelit atau bulan dan
juga hawa atau udara.
2.
Planet Venus
Planet ini dinamakan Venus karena bila
dilihat dari bumi merupakan planet yang paling banyak memantulkan cahaya
matahari akibat sifat dari permukaanya. Orang Yunani menganggap keadaan planet
itu sangat cantik seperti dewi kecantikan mereka (Venus).
3. Planet Bumi dan Bulannya
a. Bumi
Bumi
menempati urutan ketiga terdekat dengan matahari.
b. Bulan
Bulan
merupakan satu-satuan satelit bumi dan tidak memiliki atmosfer
Gerhana
bulan
Apabila
permukana bulan terkena oleh bayang-bayang bumi maka akan terjadi gerhana bulan
dan bila bumi yang terkena bayangan bulan maka terjadilah gerhana matahari.
Para ilmuwan telah dapat memperhitungkan dengan akurat, kapan akan terjadi
gerhana bulan, tidak saja pada tahun berapa, tapi hari, tanggal, jam bahkan
perhitungan detiknya.
4.
Planet Mars
Planet ini diberi nama sesuai dengan nama
Dewa Pernah orang Yunani, karena planet ini berwarna kemerah-merahan seperti
darah yang diduga tanahnya mengandung banyak besi oksigen. Pada permukana
planet ini didapatkan warna-warna hijau, biru dan sawo matang yang selalu
berubah sepanjang tahun.
5.
Planet Jupiter
Jupiter merupakan planet terbesar dalam tata
surya kita. Jupiter tampak sebagai bintang yang terang yang muncul di tengah
malam. Akibat berotasi dengan cepat, bagian ekuator lainnya menjadi sedikit
mengembang dan mebentuk sabuk yang jelas. Berdasarkan analisis spektroskopis,
planet ini mengandung gas metana dan amo niak dalam jumlah banyak, begitu juga
gas hidrogen.
6.
Planet Saturnus
Planet terbesar kedua setelah Jupiter ialah
Saturnus. Yang paling menarik dari planet ini ialah ditemukannya sabuk putih
yang melilit ekuatornya dengan jarak dari permukaan sejauh 7.000 mil sampai
kurang lebih 37.000 mil. Sabuk ini berbentuk pipih setebal 10 mil, dan berupa
debu. Sabuk ini ternyata berputar mengelilingi planet dengan kecepatan yang
berbeda, sabuk bagian dalam jauh lebih cepat daripada bagian luarnya. Sabuk
atau cincin in I diduga berasal dari satelit yang tidak pernah terbentuk,
karena gaya ganggu Saturnus yang besar, akibat letaknya yang terlalu dekat
dengan Saturnus sehingga calon satelit itu menjadi tidak stabil.
7.
Planet Uranus
Planet ini ditemukan secara tak sengaja oleh
Herschel dan keluarga pada tahun 1781, ketika mereka sedang mengamati Saturnus.
Besarnya Uranus kurang dari setengah saturnus dengan garis tengah 50. 560 km
atau 4 kali bumi. Oleh karenanya, planet ini merupakan planet pertama yang
dapat ditangkap oleh teleskop, karena letaknya yang cukup jauh dari matahari.
8.
Planet Neptunus
Neptunus ditemukan pada saat para astronom
mengamati planet baru Uranus yang orbitannya agak menyimpang dari perhitungan.
Berdasarkan Hukum Newton (gaya tarik menarik antara dua benda) diperkirakan ada
benda langit besar lain yang mempengaruhi orbit Uranus. Ternyata pengaruh
tersebut disebabkan adanya Neptunus yang merupakan planet terbesar ketiga pad
atahun 1846. Planet ini, jika dilihat dengan teleskop dari bumi berwarna
kebiru-biruan. Dari spektrum cahayanya, planet ini diketahui mempunyai atmosfer
yang sebagian besar terdiri dari gas metana.
C. BENDA-BENDA LANGIT LAIN DARI
TATA SURYA
1.
Asteroida atau Planetoid
Pada tahun 1801, piazzi seorang astronom
Italia melalui pengamatan teleskopnya, menemukan benda langit yang berdiameter
500 mil atau ± 900 km (bulan berdiameter 2.160 mil atau 3.000 km) beredar
mengelilingi matahari.
Pada masa ini, benda semacam itu telah
diketahui sebanyak ± 2.000 buah, berbentuk bulat-bulat kecil, yang terbesar
disebut ceres dengan diameter 750 km. benda-benda langit yang terkecil yang
bisa diamati adalah yang berdiamter 1 mil. Kelompok benda langit ini disebut
planetoida atau bkan planet untuk membedakannya dengan sembilan planet utama
yang telah dijelaskan tadi. Bila seluruh massa planetoida ini dikumpulkan,
jumlahnya tidak lebih dari 2% dari massa bulan.
2.
Komet atau Bintang Berekor
Meskipun komet disebut sebagai bintang
berekor, komet bukan tergolong bintang alam dalam arti yang sebenarnya. Komet
merupakan anggota tata surya yang beredar mengelilingi matahari dan menerima
energinya dari matahari. Komet sebenarnya merupakan kumpulan bungkahan batu
yang diselubungi oleh kabut gas.
3.
Meteor
Meteor adalah benda angkasa yang tidak
mengeluarkan cahayanya sendiri, tetapi dia bukan bintang. Jadi, semacam
benda-benda planetoida yang mungkin saja datang dari luar tata surya kita.
Meteor berupa batu-batu kecil yang bergaris
tengah antara 0,2-05 mm dan massanya tidak lebih dari 1 gram. Meteor ini
semacam debu angkasa yang bergerak dengan kecepatan rata-rata 60 km/detik atau
60 x 60 x 60 km per jam.
4.
Satelit
Satelit merupakan pengiring planet. Satelit
beredar mengelilingi planet dan bersama-sama beredar mengelilingi matahari.
Peredaran satelit mengelilingi planet disebut gerak revolusi satelit. Disamping
itu, satelit juga melakukan gerak rotasi, yaiotu beredar mengelilingi sumbunya
sendiri
Pada
umumnya, arah rotasi revolusi satelit sama dengan arah rotasi dan revolusi
planetnya, yaitu dari Barat ke Timur kecuali satelit dari planet Neptunus. Planet
yang telah diketahui tidak mempunyai satelit adalah
Merkurius maupun Venus.
D. ASAL MULA PENCIPTAAN
MAKHLUK HIDUP
Secara umum Teori asal
usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis ( makhluk hidup
berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari
makhluk hidup juga).
1) Teori Abiogenesis
Aristoteles
(394-322 sebelum masehi) mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni
bumi ini adalah berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu
terjadi secara spontan karena adanya gaya hidup. Oleh karena itu
paham abiogenesis disebut juga paham generatio spontanea. Paham
ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan tahun
sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17.
Pada pertengahan abad ke 17
paham ini diperkuat oleh Antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda
yang menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat
jentik-jentik (makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal
inilah yang memperkuat paham abiogenesis.
2) Teori Biogenesis
Beberapa ahli yang
mengemukakan paham biogenesis antara lain :
a. Francesco
Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori
abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan daging.
Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan
ditutup kain kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini
dibiarkan beberapa hari. Dari hasil percobaan ini ia mengambil kesimpulan
sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal dari daging yang membusuk
tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan bertelur pada
keratin daging.
b. Lazzaro
Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang
pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya kehidupan
yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna.
Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka
terdapat kehidupan berasal dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan,
hal ini membuktikan bahwa kehidupan bukan dari air kaldu.
c. Louis
Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis
Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani.
Pasteur melakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya leher angsa,
bertujuan untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama
dengan debu. Hasil percobaannya adalah sebagai berikut :
-
Mikroorganisme
yang tumbuh bukan berasal dari benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme
yang terdapat di udara
-
Jasad
renik terdapat di udara bersama dengan debu Dari percobaan ini, gugurlah teori
abiogenesis tersebut. Pasteur terkenal dengan semboyannya “Omne vivum ex ovo,
omne ovum ex vivo” yang mengandung pengertian : kehidupan berasal dari telur
dan telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup sekarang berasal dari makhluk
hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup juga.
DAFTAR PUSTAKA
Darwadjo, Hendro, IAD, Universitas Terbuka Dekdikbud,
Jakarta, 1986
Kasmata, EMO A, IAD, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi,
Jakarta : UI, 1983.
Ahmadi, Abu dan A. Supatmo. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta:
Rineka Cipta. 2004
Mas'ud, Ibnu dan Paryono, Joko. Ilmu Alamiah Dasar.
Bandung : Pustaka Setia. 1999.
Yasin. Maskoeri, Ilmu Alamiah Dasar,RT. Raja Grafindo
Persada, 2005, Jakarta.
Comments
Post a Comment